alt/text gambar

Obat - Obatan yang Punya Efek Samping Bikin Gemuk

pulsa murah
Obat-obatan
TENLIBRARYObat - Obatan yang Punya Efek Samping Bikin Gemuk - Obesitas atau kegemukan sepertinya sudah menjadi epidemi di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Selain dipengaruhi karena pola makan modern yang tak sehat, obat-obatan yang dikonsumsi juga berperan untuk meningkatkan berat badan.

Beberapa obat-obatan yang digunakan untuk mengobati obesitas terkait kondisi seperti diabetes, tekanan darah tinggi dan depresi ternyata juga dapat meningkatkan berat badan itu sendiri.


"Pasien dan dokter harus lebih menyadari hal itu. Ini sedang diakui mengarah pada masalah obesitas," jelas Lawrence Cheskin, MD, direktur Johns Hopkins Weight Management Center di Baltimore, seperti dilansir Foxnews, Kamis (10/5/2012).


Tapi meski ada beberapa obat-obatan yang memiliki efek samping menaikkan berat badan, pasien tidak boleh langsung berhenti mengonsumsinya karena dalam beberapa kasus obat-obatan ini bisa menyelamatkan nyawa kamu.


Berikut beberapa obat-obatan yang memiliki efek samping menaikkan berat badan, seperti dilansir Foxnews:

1. Paxil (paroxetine)

Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) umumnya tidak menyebabkan kenaikan berat badan karena meningkatkan serotonin antidepresan, yang membantu kamu merasa kenyang. Tapi Paxil adalah pengecualian. "Paxil adalah salah satu obat terbaik untuk mengatasi kecemasan, tetapi jika kamu mengalami kenaikan berat badan saat mengonsumsinya, kamu bisa bicara dengan dokter untuk beralih ke SSRI yang netral seperti Prozac atau Zoloft," kata Louis Aronne, MD, direktur Program Pengendalian Berat Badan Komprehensif di New York-Presbyterian/Weill Cornell Medical Center, New York City.


2. Depakote (asam valproat)
Depakote digunakan untuk mengobati gangguan bipolar dan kejang, dan mencegah migrain. Sebuah studi tahun 2007 pada pasien epilepsi menemukan bahwa 44 persen wanita dan 24 persen pria naik 11 pon atau lebih saat mengonsumsi Depakote selama sekitar satu tahun. Obat ini mempengaruhi protein yang terlibat dalam nafsu makan dan metabolisme, meskipun tidak jelas mengapa tampaknya lebih mempengaruhi perempuan ketimbang laki-laki.

3. Prozac (fluoxetine)
Meskipun Prozac, SSRI, umumnya dikaitkan dengan penurunan berat badan, tetapi dapat memiliki efek sebaliknya dalam jangka panjang.

4. Remeron (mirtazapine)
Remeron adalah obat antidepresi yang meningkatkan serotonin dan norepinefrin, yang terkait dengan penurunan berat badan. Namun aktivitas antihistamin obat ini mungkin juga bisa menyebabkan angka timbangan kamu naik.

5. Zyprexa (olanzapine)
Antipsikotik atipikal, seperti Zyprexa dan Clozaril (clozapine), dapat menaikkan berat badan. Sebuah studi tahun 2005 menemukan bahwa 30 persen orang yang mengonsumsi Zyprexa naik berat badan 7 persen atau lebih dalam waktu 18 bulan. Obat ini, yang digunakan untuk skizofrenia dan gangguan bipolar, memiliki aktivitas antihistamin kuat dan menghambat serotonin, yang dapat memicu kenaikan berat badan.

6. Deltasone (prednison)
Kortikosteroid oral, seperti Deltasone, lebih kuat dari bentuk inhalasi dan membawa risiko yang lebih tinggi pada kenaikan berat badan, terutama dengan penggunaan jangka panjang.

7. Thorazine (chlorpromazine)
Ketika Thorazine antipsikotik generasi pertama memasuki pasar pada tahun 1954, jelas bahwa hal itu bisa menyebabkan kenaikan berat badan. "Thorazine, bersama dengan Mellaril (thioridazine), mempunyai aktivitas antihistamin, yang meningkatkan nafsu makan dan penenang," kata James Roerig, profesor klinis ilmu saraf di University of North Dakota School of Medicine and Health Sciences di Fargo.

8. Elavil, Endep, Vanatrip (amitriptyline)
Antidepresan trisiklik (TCA) seperti amitriptyline, terkait dengan kenaikan berat badan lebih dari antidepresan atau obat-obatan migren. TCA mempengaruhi neurotransmitter yang terlibat dalam energi dan nafsu makan, seperti serotonin, dopamin, dan asetilkolin, tetapi aktivitas antihistamin obat ini mungkin adalah alasan untuk perubahan berat badan.

9. Allegra (fexofenadine dan pseudoephedrine)
Aktivitas antihistamin, bagaimanapun adalah penting untuk efektivitas obat alergi. Sebuah studi tahun 2010 menemukan bahwa orang yang memakai antihistamin resep seperti Allegra dan Zyrtec 55 persen lebih mungkin untuk kelebihan berat badan daripada yang tidak minum obat tersebut.

10. Diabinese, Insulase (chlorpropamide)
Beberapa obat diabetes tipe 2 menyebabkan penurunan berat badan, namun beberapa lainnya memiliki efek sebaliknya. Abat-obatan Sulfonilurea seperti Diabinese dan Insulase, dan lainnya seperti Actos dan Prandin, merangsang produksi atau kegiatan insulin, yang menurunkan gula darah dan dapat meningkatkan nafsu makan.

11. Insulin
Insulin cenderung meningkatkan kenaikan berat badan. Tapi jenis tertentu, seperti insulin Levemir, memiliki efek yang kurang ekstrem. Satu studi menemukan bahwa orang memperoleh hampir 5 kg untuk rata-rata selama tiga tahun pertama menggunakan insulin. Sekitar setengah dari kenaikan berat badan ini diduga terjadi dalam tiga bulan pertama.

12. Tenormin (atenolol)
Beta-blocker adalah salah satu obat untuk tekanan darah tinggi, tapi yang lebih tua, seperti Tenormin, Lopressor (metoprolol), dan Inderal (propranolol), dapat memperlebar pinggang.

13. Pil KB
Pil KB sering disalahkan untuk kenaikan berat badan, tetapi sebagian besar tidak beralasan. Hanya depot medroxyprogesterone acetate (DMPA) yang telah konsisten dikaitkan dengan penambahan berat badan. Penelitian menunjukkan bahwa wanita muda yang awalnya sudah obesitas paling rentan terhadap kenaikan berat badan pada saat mengonsumsi DMPA.

Sekian postingan saya kali ini, semoga bermanfaat ~

0 komentar:

PERATURAN BERKOMENTAR
1. Gunakanlah bahasa yang sopan saat berkomentar.
2. Dilarang Memasang link hidup pada saat berkomentar.
3. Dilarang SPAM !!!
4. Untuk menyisipkan catatan, gunakan [catatan].. CATATAN KAMU ...[/catatan]
5. Untuk menyisipkan gambar, gunakan [img]URL GAMBAR KAMU[/img]